Sabtu, 30 Mei 2015

FAKTA UNIK AKTIVITAS JANIN DLM KANDUNGAN

5 Fakta Menarik Aktivitas Janin Dalam Rahim. Bayi dalam kandungan ketika belum terlahir sebenarnya disebut janin. Saat sudah dilahirkan maka berubah sebutannya menjadi bayi. Namun, kita sering menyebutnya bayi meskipun belum lahir.
Janin dalam kandungan merupakan suatu pribadi yang baru atau persona yang memiliki keunikan dan keajaiban tersendiri dalam aktivitas kehidupan dalam rahin (intra uterin).
Menarik sekali jika kita memperhatikan gerak gerik sang janin dalam kandungan melalui layar monitor ultrasonografi. Apa saja aktivitas sang janin dalam kandungan?
Pesan Sponsor
Berikut adalah 5 Aktiviatas Janin Dalam Rahim yang Sangat Menarik kita pelajari, sebagaimana Dunia Baca Dot Com kutip dari laman KompasHealth.
  1. Apakah selama dalam kandungan janin sudah bisa mendengar?
    Memasuki usia kehamilan enam bulan atau 24 minggu janin mampu mendengar. Lalu apa yang didengarnya? Segala aktivitas dalam tubuh ibu menjadi irama nada indah bagi janin. Sambil berbaring nyaman dalam rahim, sang janin mendengar detak jantung ibu, suara bising usus, dan berbagai macam suara saat ia bermain air ketuban. Bagi ibu hamil, disarankan untuk memberikan rangsangan positif dari luar tubuhnya dan menjaga setiap ucapan, hindari pertengkaran dan suara keras antara suami istri. Agar janin tidak mengalami stres.
  2. Kapan Janin suka menghisap dan mencecap rasa?
    Bila dilihat pada layar monitor, pada janin usia 16 minggu janin sudah mulai berpetualang dengan kemampuannya untuk mencecap rasa air ketuban dan mulutnya melakukan gerakan menghisap. Kecerdasan awal bagi janin dalam menikmati sensasi rasa mulai berkembang.
  3. Kapan janin peka terhadap cahaya dari luar?
    Usia empat bulan janin sudah peka terhadap cahaya. Meskipun suasana rahim gelap, janin mampu membedakan terang saat ada rangsang cahaya dari luar tubuh ibunya. Para peneliti mencoba merangsang mata janin dengan memberikan sorot cahaya dengan menyinari perut sang ibu, dan tampak mata janin mengerjap saat cahaya diarahkan ke wajahnya.
  4. Kapan janin bisa bisa menggunakan indra peraba?
    Pada usia kehamilan 4- 5 bulan janin sudah mulai bisa merasakan sensasi pada permukaan tubuh dan kulitnya. Bila disentuh pada bibirnya janin dapat melakukan gerakan membuka bibir dan seolah menghisap. Bila disentuh pada telapak tangannya janin akan bereaksi menggenggam.
  5. Apa yang janin lakukan bila mengalami ketegangan atau stres dalam rahim?
    Bila seorang ibu hamil mengalami ketegangan mental dan tekanan psikologis selama kehamilan, maka janin dalam kandungan dapat terpengaruh. Janin melakukan gerakan berlebihan, mudah timbul his atau kram yang disebut dengan kontraksi pada rahim ibu. Bahkan dapat berpotensi terjadinya persalinan prematur maupun ketuban pecah sebelum waktunya. Janin juga bisa mengeluarkan tinja dalam kandungan dan mengotori air ketuban.
Nah… itulah beberapa fakta unik seputar aktifitas janin dalam rahim ibunya. Semoga apa yang Dunia Baca dot Com share pada halaman ini dapat bermanfaat bagi para pembaca smua.
Bagi ibu hamil, Anda harus memperhatikan hal-hal berikut ini untuk kebaikan sang janin dalam rahim
  • Menerima dengan ihklas semua perubahan tubuh, suka duka saat menjalani kehamilan.
  • Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan kegiatan yang tidak melelahkan.
  • Menjaga asupan makanan bergizi bagi pertumbuhan janin dalam kandungan.
  • Menjaga suasana hati dan pikiran yang tenang sejak bayi dinyatakan hamil.
  • Menjaga hubungan harmonis antara suami dan istri, hindari kekerasan dalam rumah tangga.
  • Memberikan rangsangan musik yang lembut pada dinding perut ibu, lantunan doa, dan suami istri sering menstimulasi bayi, menyentuh perut ibu dengan usapan lembut sambil mengajak bicara janin dalam kandungaN

KEHAMILAN YANG BERMASALAH



KEHAMILAN DI LUAR KANDUNGAN

Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan, artinya bahwa sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma tidak menempel di dalam rahim. Sel telur yang sudah dibuahi bisa menempel di tuba falopii, ovarium, perut atau leher rahim. Apabila konsepsi menempel pada salah satu organ-organ itu, konsepsi tidak bisa berkembang menjadi embrio karena organ tersebut tidak cukup memiliki ruang ataupun jaringan yang bersifat melindungi seperti rahim. Jika embrio sampai tumbuh, calon ibu beresiko mengalami perdarahan dan terancam. Janin kehamilan ektopik hampir tidak pernah lahir hidup, bahkan biasanya gugur pada delapan minggu pertama. Gejalanya adalah mual muntah, pusing, lemah dan rasa sakit pada salah satu bagian di perut bawah serta disertai perdarahan ringan. Jika tuba falopii pecah, akan terjadi perdarahan dalam yang sangat serius serta timbul rasa sakit sampai calon ibu bisa pingsan.
Tindakan untuk mengatasi masalah tergantung pada lokasi dan usia kehamilan. Bila masalah ini terdiagnosa pada awal kehamilan, anda akan disuntik methotrexate untuk menggugurkan konsepsi tersebut. Jika kehamilan sudah beberapa minggu, anda perlu di operasi untik mengangkat konsepsi itu keluar. Konsepsi bisa juga dikeluarkan melalui laporoskopi, operasi dengan invasi minimal terhadap tubuh. Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik masih bisa hamil normal dan sehat pada kehamilan berikutnya.

KEHAMILAN DENGAN KISTA

Kista adalah kantung berisi cairan yang muncul secara tidak normal dalam jaringan tubuh. Kista dapat muncul di berbagai organ tubuh. Salah satunya pada indung telur. Kista yang muncul di dalam indung terur bisa sebesar kacang atau bahkan besar sekali, lebih besar dari ukuran bayi. Kebanyakan jenis ini tidak berbahaya dan sering ditemukan pada wanita usia subur. Beberapa dapat menyebabkana perdarahan dan rasa sakit. Ada pula kista yang berupa karsinoma (bibit kanker). Bila kista ini merupakan bibit kanker, anda perlu berkonsultasi pada dokter onkologi.
Gejalanya adalah rasa sakit pada perut bawah, otot pelvis, vagina, paha, dan punggung bawah. Rasa sakit ini bisa terasa terus menerus atau hilang timbul. Gejala lainnya adalah rasa mual, muntah, pertambahan berat badan, kelelahan, pertumbuhan rambut di tubuh dan wajah meningkat. Timbulnya kista jenin ini dapat berpengaruh pada siklus menstruasi dan timbulnya rasa sakit sebelum atau pada masa menstruasi.
Tindakan untuk mengatasi kista tergantung pada ukuran, gejala, dan jenis keganasan kista tersebut. Kista ada berbagai macam. Dokter anda akan menentukan perawatan setelah pemeriksaan menyeluruh. Bila kista timbul tanpa rasa ketidaknyamanan, anda hanya perlu pemeriksaan teratur ke ginekolog. Bila ada rasa sakit, diatasi obat seperti ibuprofen atau acetaminophen. Bila kista lebih dari 5 cm, baik anda dalam keadaan hamil maupun tidak, maka kista tersebut harus diangkat melalui operasi. Operasi pengangkatan kista pada wanita hamil harus menunggu sampai janin berusia empat bulan. Pada beberapa kasus, kista bisa hancur dengan sendirinya. Kalaupun kista tidak hancur, janin tetap bisa berpeluang lahir selamat.

KEHAMILAN ANGGUR

Kehamilan anggur adalah kehamilan dengan plasenta yang tidak normal karena masalah yang muncul pada saat sel telur dan sperma bergabung. Masalah ini disebabkan oleh keridaksempurnaan genetik pada saat pembuahan, sehingga ada pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim. Kehamilan anggur jarang menghasilkan embrio yang berkembang. Yang lebih cepat tumbuh justru bahan-bahan pendukung janin ketimbang janin itu sendiri. Bahan bahan ini adalah sel-sel yang berbentuk seperti kumpulan anggur sehingga kehamilan ini popular disebut sebagai hamil anggur. Kehamilan anggur bisa terjadi terjadi tanpa janin sama sekali. Hal ini terjadi ketika sperma membuahi telur yang kosong sehingga tidak ada embrio tetapi hanya ada plsenta di dalam rahim. Plasenta tumbuh dan memproduksi hormon kehamilan sehingga muncul tanda positif pada test pack anda.
Gejalanya adalah pembesaran rahim lebih cepat dari yang semestinya, peningkatan tekanan darah, mual, muntah, vlek, dan perdarahan, serta dapat memilki gejala sakit tiroid. Periksakan leher rahim untuk mengetahui tanda-tanda yang lain seperti rahim membesar atau mengecil, ovarium yang membesar, serta mendeteksi kadar hormon hCG yang abnormal. Kehamilan anggur dapat terlihat melalui usg
Tindakan untuk mengatasinya adalah kuretase. Anda yang pernah mengalami kehamilan anggur perlu menunggu satu tahun sebelum mulai hamil kembali. Bila anda pernah hamil anggur, sebaiknya tidak menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi

KETUBAN PECAH DINI

Ketuban Pecah Dini

DefinisiKetuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.


Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.

























Gambar 1. Ketuban Pecah

Penyebab

Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor yang disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan.

Beberapa faktor risiko dari KPD :



  1. Inkompetensi serviks (leher rahim)
  2. Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
  3. Riwayat KPD sebelumya

  4. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
  5. Kehamilan kembar

  6. Trauma

  7. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm)>



























Gambar 2. Inkompetensi leher Rahim



Tanda dan Gejala

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk sementara.

Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.





Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan secara langsung cairan yang merembes tersebut dapat dilakukan dengan kertas nitrazine, kertas ini mengukur pH (asam-basa). pH normal dari vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan ketuban adalah 7,1-7,3. Tes tersebut dapat memiliki hasil positif yang salah apabila terdapat keterlibatan trikomonas, darah, semen, lendir leher rahim, dan air seni. Pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk mengkonfirmasi jumlah air ketuban yang terdapat di dalam rahim.





Komplikasi KPD

Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD.





Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm. Kejadiannya mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu.





















Gambar 3. Keluarnya Tali Pusar

Penanganan Ketuban Pecah di Rumah

  1. Apabila terdapat rembesan atau aliran cairan dari vagina, segera hubungi dokter atau petugas kesehatan dan bersiaplah untuk ke Rumah Sakit
  2. Gunakan pembalut wanita (jangan tampon) untuk penyerapan air yang keluar
  3. Daerah vagina sebaiknya sebersih mungkin untuk mencegah infeksi, jangan berhubungan seksual atau mandi berendam
  4. Selalu membersihkan dari arah depan ke belakang untuk menghindari infeksi dari dubur
  5. Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendiri

Terapi

Apabila terjadi pecah ketuban, maka segeralah pergi ke rumah sakit.
Dokter kandungan akan mendiskusikan rencana terapi yang akan dilakukan, dan hal tersebut tergantung dari berapa usia kehamilan dan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
Risiko kelahiran bayi prematur adalah risiko terbesar kedua setelah infeksi akibat ketuban pecah dini. Pemeriksaan mengenai kematangan dari paru janin sebaiknya dilakukan terutama pada usia kehamilan 32-34 minggu. Hasil akhir dari kemampuan janin untuk hidup sangat menentukan langkah yang akan diambil.

Kontraksi akan terjadi dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah apabila kehamilan sudah memasuki fase akhir. Semakin dini ketuban pecah terjadi maka semakin lama jarak antara ketuban pecah dengan kontraksi. Jika tanggal persalinan sebenarnya belum tiba, dokter biasanya akan menginduksi persalinan dengan pemberian oksitosin (perangsang kontraksi) dalam 6 hingga 24 jam setelah pecahnya ketuban. Tetapi jika memang sudah masuk tanggal persalinan dokter tak akan menunggu selama itu untuk memberi induksi pada ibu, karena menunda induksi bisa meningkatkan resiko infeksi.

Apabila paru bayi belum matang dan tidak terdapat infeksi setelah kejadian KPD, maka istirahat dan penundaan kelahiran (bila belum waktunya melahirkan) menggunakan magnesium sulfat dan obat tokolitik. Apabila paru janin sudah matang atau terdapat infeksi setelah kejadian KPD, maka induksi untuk melahirkan mungkin diperlukan.

Penggunaan steroid untuk pematangan paru janin masih merupakan kontroversi dalam KPD. Penelitan terbaru menemukan keuntungan serta tidak adanya risiko peningkatan terjadinya infeksi pada ibu dan janin. Steroid berguna untuk mematangkan paru janin, mengurangi risiko sindrom distress pernapasan pada janin, serta perdarahan pada otak. Penggunaan antibiotik pada kasus KPD memiliki 2 alasan. Yang pertama adalah penggunaan antibiotik untuk mencegah infeksi setelah kejadian KPD preterm. Dan yang kedua adalah berdasarkan hipotesis bahwa KPD dapat disebabkan oleh infeksi dan sebaliknya KPD preterm dapat menyebabkan infeksi. Keuntungan didapatkan pada wanita hamil dengan KPD yang mendapatkan antibiotik yaitu, proses kelahiran diperlambat hingga 7 hari, berkurangnya kejadian korioamnionitis serta sepsis neonatal (infeksi pada bayi baru lahir).

Pencegahan Beberapa pencegahan dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti cukup efektif. Mengurangi aktivitas atau istirahat pada akhir triwulan kedua atau awal triwulan ketiga dianjurkan.

Senin, 13 April 2009

KENALILAH GEJALA PRE EKLAMPSIA

APASIH PRE EKLAMPSIA ITU???
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Sedangkan pengertian eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita pre-eklampsia, yang juga dapat disertai koma.

Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema. Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah.
Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus .
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti mengenai tanda-tanda sedini mungkin (pre eklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklampsia. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
Menurut Spesialis Obstetri dan Ginekologi, RSPAD Gatot Subroto, Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG, pre-eklamsia adalah keracunan pada masa kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi, proteinuria yakni adanya protein dalam urin serta edema atau pembengkakan setelah kehamilan berusia 20 minggu.

*************************************************************************************
PRE-EKLAMPSIA–EKLAMPSIA

PRE-EKLAMPSIA-EKLAMPSIA (Ketika Bayi Meracuni Ibunya)Tekanan darah yang tiba-tiba naik pada usia kehamilan 20 minggu bisa jadi petunjuk awal adanya preeklampsia-eklampsia. Kalau tidak cepat ditangani bisa membahayakan jiwa sang ibu dan bayi.

Dalam pelayanan kebidanan (obstetric), selain Angka Kematian Materal/Ibu (AKM) terdapat Angka Kematian Perinatal/Bayi (AKP) yang dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pelayanan. Namun, keberhasilan menurunkan AKM di negara-negara maju saat ini menganggap AKP merupakan parameter yang lebih baik dan lebih peka untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan. Hal ini mengingat kesehatan dan keselamatan janin dalam rahim sangat tergantung pada keadaan serta kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu, yang mempunyai fungsi
untuk menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan. Salah satu penyebab kematian perinatal adalah pre-eklampsia (PE) dan eklampsia (E).

Pre-eklampsia–Eklampsia yang disebut juga Pregnancy Induced Hipertention (PIH) atau kehamilan yang menginduksitekanan darah adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Definisi preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkai dan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik (kelainan plasenta).

Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita pre-eklampsia yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan neurologis (saraf). PE-E hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada kehamilan pertama (nullipara). Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara (kehamilan yang kesekan), penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaankeadaan berikut:
  1. Kehamilan multifetal (kembar) dan hidropsfetalis (kehamilan air)
  2. Penyakit vaskuler (pembuluh darah), termasuk hipertensi esensial kronis dan diabetes mellitus
  3. Penyakit ginjal.
Penyakit ini bisa dibedakan dalam tiga tingkatan tergantung berat ringannya. Pada kasus ringan, tekanan darah cenderung naik tapi masih di bawah 140/100. Gejala proteinuria juga mulai muncul. Pada tingkat sedang, mulai timbul pusing tekanan darah sudah lebih dari 140/100. lalu ada pembengkakan, khusunya pada wajah, kaki dan jari-jari tangan.

Pada tingkat yamg berat, pembengkakan semakin jelas, rasa pusing juga makin nyata, khususnya rasa nyeri pada pinggir dahi dan tekanan darah lebih dari 160/100. kadangkala disertai ganngguan penglihatan (kabur) dan kencing semakin sulit karena terjadi gangguan pada ginjal. Adapula yang disertai mual dan muntah.

Kondisi gawat terjadi bila timbul kejang atau bahkan pingsan yang berarti sudah terjadi gangguan di otak. Pada tahap ini bisa dikatakan penyakit berada pada tahap eklampsia. Pada kasus yang sudah lanjut, sang ibu pada awalnya mengalami kejang selama 30 detik, lalu meningkat selama 2 menit, sebelum akhirnya pingsan selama 10-30 menit.

Kewaspadaan perlu ditingkatkan, karena bila penderita koma berkepanjangan bisa timbul komplikasi berat. Seperti gagal jantung, gagal ginjal, terganggunya fungsi paru-paru, dan tersendatnya metabolisme tubuh.

Penyebab Timbulnya
Menurut pengamatan para ahli, pre-eklampsia yang juga dikenal dengan sebutan kehamilan dengan pembengkakan - proteinuria- tekanan darah tinggi ini, lebih banyaj terjadi di negara berkembang, termasuk Asia, dimana kebanyakan penduduknya mengkonsumsi nasi. Apa hubungan penyakit ini dengan nasi tetap belum jelas benar. Ada dugaan lantaran titik beratnya pada nasi, maka ibu jadi kurang memperhatikan zat gizi lain, misalnya susu, telur, ikan, daging,
sayur, buah-buahan dan lain-lain. Namun sampai saat ini, etiologi pasti dari pre-eklampsia/eklampsia belum diketahui.

Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut di atas, sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain:

1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pengeluaran hormone ini memunculkan efek “perlawanan” pada tubuh. Pembuluh-pembuluh darah menjadi menciut, terutama pembuluh darah kecil, akibatnya tekanan darah meningkat. Organ-organ pun akan kekurangan zat asam. Pada keadaan yang lebih parah, bisa terjadi penimbunan zat pembeku darah yang ikut menyumbat pembuluh darah pada
jaringan-jaringan vital.
2. Peran Faktor Immunologis
Pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.
3. Peran Faktor Genetik/Familial
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetic pada kejadian PE-E antara lain:
a. Pre-eklampsia hanya terjadi pada manusia.
b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yang
menmderita PE-E.
c. Kecendrungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat
PE-E dan bukan pada ipar mereka.
d. Peran Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS).

Kapan ke Rumah Sakit

Panderita pada tahap pre-eklampsia hendaknya mau dirawat di rumah sakit untuk memudahkan pemantauan kondisi ibu dan janin. Pemantauan meliputi fungsi ginjal lewat protein urinenya dan juga fungsi hati. Menu makanan sehari-hari pun perlu diperhatikan. Yang pasti konsumsi garam harus dikurang, sedangkan buah-buahan dan sayuran diperbanyak.

Perhatian pada pertumbuhan janin juga tak kalah penting, karena pada ibu PE-E pertumbuhan janin terhambat, akibat makanan yang diterima kurang (akibat penolakan oleh tubuh ibu yang bersangkutan). Guna menurunkan tekanan darah, bisa diberikan magnesium sulfat lewat infus. Kadang pasien diminta minum aspilet atau Omega-3 dengan harapan tidak terjadi pembekuan darah.

Dalam kehamilan biasa, bayi akan lahir sendiri atau melalui operasi caesar setelah cukup bulan. Demikian pula pada kasus pre-eklampsia–eklampsia, bayi diusahakan dikeluarkan pada usia kehamilan setua mungkin. Namun bila kondisi ibu semakin buruk, dalam arti gejala eklampsia semakin nyata, mau tidak mau dokter harus mengeluarkan bayi, berapapun usianya. “Tujuan utama jiwa sang ibu, baru bayinya. Apa boleh buat kalau sang bayi tidak bisa diselamatkan.”
Pada situasi normal, tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi pre-eklampsia–eklampsia baru dilakukan bila tekanan darah ibu sudah turun.

Mempersiapkan Kehamilan

Kelainan PE-E berbeda dengan kehamilan -dengan- hipertensi. Bedanya, pada PE-E tekanan darah yang tadinya normal tiba-tiba naik ketika kehamilan masuk minggu ke-20. Sementara penderita hipertensi yang hamil, tekanan darahnya tinggi sejak awal, bisa saja penderita hipertensi juga menderita pre-eklampsia. Biasanya pada kehamilan minggu ke-20, tekanan darahnya sudah mencapai 160/100. Tidak menutup kemungkinan penderita tekanan darah rendah juga bisa terkena pre-eklampsia.

Oleh karena itu, pada kehamilan pertama setiap ibu harus waspada. Soalnya rahim yang untuk pertama kalinya menerima hasil pembuahan, seringkali menimbulkan serangkaian reaksi dan perubahan yang kurang wajar. Kehamilan mesti dipersiapkan sebaik-baiknya secara fisik dan mental. Suami juga perlu dilibatkan sehingga secara kejiwaan ibu dan bayi merasa “aman”.

Karena kematian pada ibu melahirkan sebagian besar disebabkan oleh pendarahan atau PE-E yang terlambat ditangani, maka pemeriksaan kehamilan secara teratur mutlak dilakukan. Apalagi kehamilan dengan gangguan PE-E tidak memandang usia ataupun tingkat sosial ekonomi tertentu.

Kepada penderita yang dirawat di rumah, disarankan menu makanan diatur sebaik-baiknya, banyak istirahat, menghindari stress dan mengukur tekanan darah secara teratur. Kalau perlu tersedia alat pengukur tekanan darah yang setiap saat dapat dipakai. Bila suatu saat berat badan penderita tiba-tiba naik diikuti bengkak pada kaki, wajah dan jari tangan, apalagi disertai rasa nyeri/pusing pada dahi, segeralah kembali ke dokter. Taatilah semua nasehat dokter yang menangani agar terhindar dari bahaya yang tidak diinginkan. Kewaspadaan pada setiap kehamilan merupakan kunci keselamatan ibu dan bayi.



SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

PENDAHULUAN

Setiap wanita yang sudah mengalami mentruasi dianjurkan sekali untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Mudah dilakukan namun memberikan hasil yang baik untuk mengetahui kelainan yang ada pada payudara.

Kanker payudara dapat menyerang siapa saja tidak pandang usia dan golongan, wanita bahkan pria. Kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim di antara kanker yang menyerang wanita di Indonesia.

Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
  1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut
  2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
  3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
  4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
  5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
  6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
Pemeriksaan Penunjang
Dua jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi dini benjolan pada payudara adalah mammografi dan ultrasonografi (USG). Teknik yang baru adalah menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan nuklear skintigrafi. Mammografi adalah metode terbaik untuk mendeteksi benjolan yang tidak teraba namun terkadang justru tidak dapat mendeteksi benjolan yang teraba atau kanker payudara yang dapat dideteksi oleh USG. Mammografi digunakan untuk skrining rutin pada wanita di usia awal 40 tahun untuk mendeteksi dini kanker payudara.
Benjolan jinak pada payudara
Kebanyakan benjolan jinak pada payudara berasal dari perubahan normal pada perkembangan payudara, siklus hormonal, dan perubahan reproduksi. Terdapat 3 siklus kehidupan yang dapat menggambarkan perbedaan fase reproduksi pada kehidupan wanita yang berkaitan dengan perubahan payudara, yaitu :
  1. Pada fase reproduksi awal (15-25 tahun) terdapat pembentukan duktus dan stroma payudara. Pada periode ini umumnya dapat terjadi benjolan FAM dan juvenil hipertrofi (perkembangan payudara berlebihan)
  2. Periode reproduksi matang (25-40 tahun). Perubahan siklus hormonal mempengaruhi kelenjar dan stroma payuddara
  3. Fase ketiga adalah involusi dari lobulus dan duktus yang terjadi sejak usia 35-55 tahun

PEMBERIAN OBAT MELALUI INFUS

PROFIL FARMAKOKINETIKA PEMBERIAN OBAT MELALUI INFUS



Pemberian melalui infus diartikan sebagai pemberian obat secara perlahan-lahan dengan jangka waktu lama, sehingga didapatkan keseimbangan antara kecepatan masuknya obat ke sirkulasi sistemik dengan kecepatan eliminasi obat. Tujuan dari pemberian obat melalui infus terutama adalah agar didapatkan kadar terapetik yang terpelihara (konstan), yang memang diperlukan pada keadaan keadaan tertentu. Untuk itu, perlu dibedakan pemberian obat bersama infus atau pemberian obat secara perlahan-lahan. Pada saat akan dimulainya pemberian suatu obat secara infus, kadar obat dalam tubuh adalah nol. Kemudian diberikan infus, maka kadar obat akan naik, setelah waktu tertentu proses eliminasi akan seimbang dengan kecepatan masuknya obat, sehingga didapatkan keadaan yang disebut “steady state” atau “plateau”. Steady state ini dapat dipertahankan, apabila kecepatan infus diatur sedemikian rupa sehingga seimbang dengan kecepatan eliminasi (lihat Gambar 5).

 
Dengan demikian, secara matematis jumlah obat yang berada dalam tubuh (Ass) dan kadar obat dalam darah (Css) pada keadaan steady state (=tunak) dapat diprediksi dengan formula:

                     Ro
a) Css = ————–       atau Ass = Css x Vd
                   Kel

                     Ro
b) Css = ————–
                    CL
Keterangan :
Css adalah kadar obat pada keadaan tunak
Ro adalah kecepatan infus
CL adalah klirens tubuh total
Ass adalah jumlah obat yang berada dalam tubuh pada keadaan tunak.

Waktu untuk mencapai keadaan tunak pada pemberian obat melalui infus.
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan tunak? Bila infus diberikan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan eliminasinya, maka keadaan tunak akan tercapai dalam waktu 3,3 x T 1/2. Pada keadaan tertentu, mungkin waktu ini terlalu lama. Untuk itu, pencapaian keadaan tunak dapat dipercepat dengan pemberian bolus, yaitu sejumlah dosis obat yang diberikan secara cepat. Pemberian bisa dilakukan dengan cara mempercepat tetesan infus selama waktu tertentu, bisa dengan memberikan sejumlah dosis per injeksi intravena (lihat Gambar 6a, 6b, 6c).






Apabila kadar obat selama infus dipertahankan supaya tidak berubah, maka setelah infus dihentikan, kadar obat akan menurun, mengikuti pola kinetika eliminasi yang dimiliki oleh obat tersebut (lihat Gambar 7


Contoh obat yang dapat diberikan melalui infus.
Contoh obat yang dapat diberikan melalui infus yaitu metronidazol ( 500 mg metronidazol dalam 100 ml infus). Metronidazol bekerja sebagai bakterisid, amubisid dan trikomonasid.
Farmakokinetik
Absorpsi
Setelah pemberian infus IV selama 1 jam dengan dosis 15 mg/kgBB kemudian diikuti dengan pemberian infus IV metronidazol Hcl selama 1 jam dengan dosis 7,5 mg/kgBB setiap 6 jam pada orang dewasa sehat, konsentrasi puncak metronidazol dalam plasma rata-rata 26 μg/ml dan konsentrasi yang mantap dalam plasma rata-rata 18 μg/ml. Dalam satu studi crossover pada orang dewasa, daerah bawah kurva (AUCs = area under the concentration – time curves) tidak ada perbedaan secara signifikan pada pemberian dosis metronidazol tablet 500 mg dengan dosis infus IV tunggal 500 mg metronidazol HCl yang diberikan selama 20 menit.


Distribusi
Metronidazol didistribusikan secara luas ke dalam jaringan dan cairan tubuh termasuk tulang, empedu, air liur, cairan pleural, cairan peritoneal, cairan vagina, cairan seminal, cairan serebrospinal (CSF = cerebrospinal fluid), dan abses hati dan otak. Distribusi pada pemberian oral maupun pemberian infus IV adalah sama. Konsentrasi metronidazol dalam cairan serebrospinal dilaporkan sebanyak 43% dari konsentrasi metronidazol dalam plasma, pada pasien dengan uninflamed meninges serta sebanding atau lebih besar dari konsentrasi metronidazol dalam plasma pada pasien dengan inflamed meninges. Metronidazol juga didistribusi ke dalam eritrosit. Ada data yang menduga bahwa volume distribusi metronidazol menurun pada pasien geriatrik dibandingkan pasien usia muda, hal ini mungkin merupakan akibat dari menurunnya ambilan metronidazol oleh eritrosit pada pasien geriatrik. Metronidazol terikat kurang dari 20% pada protein plasma. Metronidazol melewati plasenta, didistribusikan ke dalam ASI dengan konsentrasi yang sama dengan konsentrasi metronidazol dalam plasma.
Eliminasi:
Waktu paruh dalam plasma dari metronidazol dilaporkan 6-8 jam pada orang dewasa dengan fungsi ginjal dan hepar normal. Suatu studi dengan menggunakan metronidazol HCl yang dilabel, waktu paruh dari metronidazol bentuk utuh rata-rata 7,7 jam dan waktu paruh dari radioaktivitas total rata-rata 11,9 jam. Waktu paruh metronidazol dalam plasma tidak dipengaruhi oleh perubahan fungsi ginjal, akan tetapi waktu paruh dapat lebih panjang pada pasien gangguan fungsi hepar. Studi pada orang dewasa dengan penyakit hepar alkoholik dan gangguan fungsi hepar memperlihatkan bahwa waktu paruh rata-rata 18,3 jam (kisaran: 10,3-29,5 jam).

Inkompatibilitas obat melalui infus.

Ada obat yang tidak kompatibel dengan kandungan larutan infus. Contoh khas adalah natrium bikarbonat dengan Ringer laktat atau Ringer asetat. Untuk mencegah inkompatibilitas, penting dipikirkan bagaimana obat bisa berinteraksi di dalam atau di luar tubuh. Jika harus mencampur suatu obat, selalu ikuti petunjuk pabrik seperti volume dan jenis diluen yang tepat; mana larutan yang bisa ditambahkan ke pemberian “piggy back”; dan larutan “bilas” apa yang harus digunakan di antara pemberian suatu produk dan produk lain untuk menghindari kejadian-kejadian, seperti pengendapan di dalam selang infus (sebagai Contoh, jangan pernah memberikan fenitoin ke dalam infus jaga yang mengandung dekstrosa, atau jangan campur amphotericin B dengan normal saline). Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah adanya elektrolit (misal. kalium klorida) yang dicampur ke infus kontinyu, misal pada sistem piggyback. Jika ingin mencampur obat dalam spuit untuk pemberian bolus, pastikan obat obat ini kompatibel di dalam spuit. Selain itu perlu waspada dengan obat yang dikenal memiliki riwayat inkompatibilitas bila berkontak dengan obat lain. Contoh-contoh furosemide (Lasix), phenytoin (Dilantin), heparin, midazolam (Versed), dan diazepam (Valium) bila digunakan dalam campuran IV.

Daftar Pustaka
Anonim, 2008, Kepentingan Pendidikan Farmakologi Klinik dan Terapetika dan Pengertian Farmakologi Klinik, www.farklin.com/images/multirow4008d7d67ef72.pdf, diakses tanggal 18 Maret 2009.
Anonim, 2008, Formulasi steril,
Anonim, 2009, Fladex Infus, http://www.dexa-medica.com/ourproduct/prescriptionproducts/detail.php?id=67&idc=7, diakses tanggal 18 Maret 2009.
Darmawan, I., 2008, Interaksi Obat : Apa Yang Patut Anda Ketahui, http://www.otsuka.co.id/?content=article_detail&id=48=id, diakses tanggal 18 Maret 2009.
Arifianto, 2008, Tata Laksana Pemberian Infus, http://keluargasehat.wordpress.com/2008/03/29/tata-laksana-pemberian-infus/, diakses tanggal 18 Maret 2009
A. Pengertian Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh B. Tujuan pemasangan infus Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral Memperbaiki keseimbangan asam basa Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh Memonitor tekan Vena Central (CVP) Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan. C. Indikasi pemasangan infus Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid, digoxin) Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui Intra vena Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit Pasien yang mendapatkan tranfusi darah Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi intramuskuler. D. Kontraindikasi Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah). Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki). E. Persiapan Alat Standar infuse Set infuse Cairan sesuai program medic Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai Pengalas Torniket Kapas alcohol Plester Gunting Kasa steril Betadin Sarung tangan F. Prosedur kerja: Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Pemasangan infus | dok. Aristianto Cuci tangan Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol infuse Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( bila sadar ) Gunakan sarung tangan steril Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan Lakukan fiksasi dengan kasa steril Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan G. Dokumentasi Pendokumentasian keperawatan harus jelas : waktu pemasangan tipe cairan Tempat insersi (melalui IV) Kecepatan aliran (tetesan/menit) Respon klien setelah dilakukan tindakan pemasangan infuse Referensi : http://inshifacantik.blogspot.com/2013/03/kdpk-pemasangan-infus.html http://nersjomblo.blogspot.com/2012/12/video-cara-pemasangan-infus-intravena.html Read more: http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html#ixzz3bd9UyaYZ

Copyright © 2013-2014 ABC Medika | availabel at:http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Thanks for Your visit
Prosedur Pemasangan Infus by Aprisal Darwis | 4/05/2014 A. Pengertian Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh B. Tujuan pemasangan infus Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral Memperbaiki keseimbangan asam basa Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh Memonitor tekan Vena Central (CVP) Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan. C. Indikasi pemasangan infus Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid, digoxin) Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui Intra vena Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit Pasien yang mendapatkan tranfusi darah Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi intramuskuler. D. Kontraindikasi Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah). Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki). E. Persiapan Alat Standar infuse Set infuse Cairan sesuai program medic Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai Pengalas Torniket Kapas alcohol Plester Gunting Kasa steril Betadin Sarung tangan F. Prosedur kerja: Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Pemasangan infus | dok. Aristianto Cuci tangan Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol infuse Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( bila sadar ) Gunakan sarung tangan steril Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan Lakukan fiksasi dengan kasa steril Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan G. Dokumentasi Pendokumentasian keperawatan harus jelas : waktu pemasangan tipe cairan Tempat insersi (melalui IV) Kecepatan aliran (tetesan/menit) Respon klien setelah dilakukan tindakan pemasangan infuse Referensi : http://inshifacantik.blogspot.com/2013/03/kdpk-pemasangan-infus.html http://nersjomblo.blogspot.com/2012/12/video-cara-pemasangan-infus-intravena.html Read more: http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html#ixzz3bd9B87Gx

Copyright © 2013-2014 ABC Medika | availabel at:http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Thanks for Your visit

KEBUTUHAN PSIKOLOGI

PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS

Label: ,
PENGERTIAN
Kebutuhan adalah suatu yang perlu, berguna & diperlukan sekali untuk menjaga
homeostatis dalam hidup dan menjadi dorongan, tingkah laku dan sikap. Pada dasarnya
manusia mempunyai kebutuhan yang sama tapi ada kalanya satu kebutuhan lebih penting
bagi sseseorang dari pada kebutuhan lainnya.

Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara sadar maupun tidak sadar, contohnya
makan dan bernafas dan kadang ditentukan oleh kebudayaan dimana individu tsb tinggal.
Kebutuhan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal individu yang
bersangkutan, meskipun pada dasarnya semua kebutuhan tersebut harus dipenuhi namun
beberapa kebutuhan tersebut dapat ditunda, hal ini berdasarkan urutan prioritas
kebutuhan dasar yang paling penting.

Bila proses memenuhi kebutuhan terganggu / kegagalan memenuhi kebutuhan dasar
maka akan timbul kondisi yang psikologis. Sebaliknya bila semua kebutuhan dasar
manusia terpenuhi maka individu tsb akan sejahtera dan bebas menuju tujuan hidup,
salah satu KDM tsb adalah kebutuhan psikologis, yang menurut A.H Maslow terdiri dari :

1. Safety need : Rasa aman dan keselamatan.
2. Love need : Rasa kasih sayang, rasa memiliki dan dimiliki, serta
Hubungan yang berarti bagi orang lain.
3. Esteem need : Rasa harga diri dan pengakuan dari orang lain.
4. Aktualisasi diri : Kebutuhan akan peran dan fungsi di masyarakat, keluarga
dan lingkungan pekerjaan.

Tingkat dan jenis kebutuhan dasar tsb satu & lainnya tidak dapat dipisahkan karena
merupakan satu rangkaian dengan yang lainnya. Kebutuhan psikologis dan sosiogis
saling berhubungan erat dan mempunyai hubungan timbal balik. Gangguan salah satu di
antara kedua jenis kebutuhan dasar tsb akan mengakibatkan apa yang disebut dengan
psikomatis.

Dalam ilmu psikologi modern dipahami jiwa dan raga manusia sehingga keseluruhan
yang baik dapat dipecahbelahkan. Hubungan jiwa dan raga demikian erat sehingga
tekanan jiwa yang kuat, dapat mempengaruhi kessehatan badan, penyakit yang psikogen
dan sebaliknya.

Jika jasmani tidak sehat maka rohani ( psikis ) ikut terpengaruh, misalnya karena
badan tidak sehat maka daya ingat akan lemah, kemampuan belajar dan bekerja
menurun. Bila makanan tidak memenuhi gizi dapat berpengaruh pada pertumbuhan
corteks, yaitu selaput luar otak, pusat keaktifan jiwa dapat tergangggu yanng berakibat
keaktifan jiwanya ikut lemah, sebaliknya masalah – masalah psiko / jiwa dan tekanan
jiwa dapat mempengaruhi kondisi tubuh, kurang nafsu makan, daya tahan tubuh
berkurang dan akibatnya penyakit lebih mudah menyerang

ANATOMI TUBUH MANUSIA

Penjelasan Lengkap Anatomi Tubuh Manusia (Biologi)

http://asalasah.blogspot.com/2013/05/penjelasan-lengkap-anatomi-tubuh.htmlAsalasah ~ Sebagai manusia, mengenal anatomi tubuh diri kita sendiri sangat diperlukan. Mengapa? Karena dengan mengenal dan memahami setiap bagian tubuh kita, kita bisa tahu pola hidup sehat dan lebih peduli dalam menjaga kesehatan tubuh.  Ilmu yang mempelajari tentang anatomi dan tubh manusia dikenal dengan  nama antropotomi. antropotomi adalah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuh manusia, sedangkan jaringan dipelajari di histologi dan sel di sitologi. Penyusun tubuh manusia shampir sama seperti penyusun tubuh pada hewan yang terdiri atas beberapa sistem organ, yang  setiap sistem organnya terdiri atas beberapa organ-organ penyusun, yang setiap organ terdiri atas beberapa kumpulan jaringan, yang  setiap jaringan tersusun atas sel sehingga menjadi satu kesatuan yang disebut organisme

Sistem tubuh manusia terdiri atas beberapa sistem organ penunjang dalam kehidupan, antara lain:
1. Sistem sirkulasi dan kardiovaskular yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh.


2. Sistem Pencernaan: pemrosesan makanan yang terjadi di dalam mulut, perut, dan usus
anatomi tubuh manusia http://asalasah.blogspot.com/

3. Sistem Endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon
anatomi tubuh manusia http://asalasah.blogspot.com/

4. Sistem Kekebalan Tubuh(Imun): mempertahankan tubuh dari serangan benda yang menyebabkan penyakit.
anatomi tubuh manusia http://asalasah.blogspot.com/


5. Sistem Integumen: kulit, rambut

6. Sistem Limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan aliran darah

7. Sistem Otot: menggerakkan tubuh
anatomi tubuh manusia http://asalasah.blogspot.com/

8. Sistem Saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak dan saraf
anatomi tubuh manusia http://asalasah.blogspot.com/

9. Sistem Reproduksi: organ seks

10. Sistem Pernafasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru

anatomi tubuh manusia http://asalasah.blogspot.com/

11. Sistem Rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang

12 Sistem Ekskresi: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi urin
Diagram anatomi manusia

Setelah mengetahui setiap sistem organ di dalam tubuh kita yang tertera diatas, berikut beberapa bagian luar dalam maupun organ-organ penyusun beberapa sistem organ bagian dalam yang menyusun tubuh kita. 
Human body features-nb.svg
Diagram anatomi manusia
1. Kepala
2. Wajah:Dahi, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Lidah, Gigi, Rahang, Pipi, Dagu
3. Leher, Tenggorokan, Jakun
4. Bahu
5. Dada, Buah dada, Tulang rusuk
6. Pusar
7. Perut, Pinggul
8. Organ seks
9. Penis/Skrotum atau Klitoris/Vagina
* Kaki:
10. Paha
11. Lutut
12. Betis, tulang kering
13. Pergelangan kaki
14. Telapak kaki, Tumit, Jari kaki
* Tangan:
15. Lengan
16. Siku/sikut
17. Pergelangan tangan
18. Telapak tangan, Jari tangan (Ibu jari, telunjuk, tengah, manis, kelingking
* Tidak bernomor: Tulang belakang, Kulit, Rektum, Anus, Pantat
Organ dalam
Nama-nama umum organ dalam (secara alfabetis) :
Adrenalin – Appendiks – Duodenum – Esofagus – Ginjal – Hati – Jantung – Kandung empedu – Kandung kemih – Kulit – Kunci paha – Limpa – Mata – Otak – Ovarium – Pankreas – Paratiroid – Paru-paru – Lambung – Pituitari – Prostat – Rahim – Thymus – Tiroid – Usus – Vena – Zakar

ALAT REPRODUKSI MANUSIA

1. Alat Reproduksi Laki-Laki

Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral. Penis merupakan alat untuk kopulasi. Sedangkan skrotum adalah kantung yang berisi dua testis yang menggantung.
 
Skrotum dapat naik dan turun untuk menjaga suhu testis selalu optimum untuk pembentukan sperma. Saat udara dingin, skrotum akan naik lebih dekat ke tubuh sehingga suhunya tetap hangat. Jika udara panas, skrotum turun dan menjauhi tubuh, sehingga suhunya tidak terlalu panas. 
Alat Reproduksi Laki-Laki
Testis adalah tempat pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia berlangsung selama 2 – 3 minggu. Sel sperma yang dihasilkan testis keluar melalui saluran sperma menuju penis. Di dalam penis terdapat saluran uretra. Selain sebagai saluran sperma, uretra juga berfungsi sebagai saluran urin.
 
Sebelum dikeluarkan melalui penis, sperma mengalami proses pematangan di epididimis. Saluran yang menghubungkan epididimis dengan uretra disebut vas deferens. Selama perjalanan ke uretra, sperma bercampur dengan cairan dari vesika seminalis dan kelenjar prostat yang disebut dengan semen.

Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang dapat menetralisir suasana asam dalam vagina sehingga sperma yang masuk dapat bertahan hidup. Vesika seminalis menghasilkan bahan makanan bagi sperma pada saat perjalanan menuju sel telur. Sedangkan kelenjar bulbouretral menghasilkan lendir untuk mendukung kehidupan sperma.

Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah mampu menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi basah). Sel sperma manusia memiliki panjang ±60 μm. Dalam satu tetes semen (air mani) terdapat kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena mempunyai flagela (ekor).

2. Alat Reproduksi Wanita
Alat Reproduksi Wanita
Alat reproduksi wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).

Ovarium berjumlah sepasang, merupakan tempat untuk memproduksi sel telur (ovum). Sel telur manusia mempunyai diameter ±0,1 mm. Sel telur ini tidak dapat bergerak aktif karena tidak memiliki alat gerak. Tuba falopii atau oviduk adalah saluran yang menghubungkan ovarium dengan uterus. Sel telur yang dilepaskan dari ovarium diterima oleh ujung tuba falopii yang berbentuk corong (disebut infundibulum). 


Dari tuba falopii, sel telur kemudian menuju rahim. Pembuahan sel telur sering terjadi di tuba falopii ini. Uterus atau rahim adalah tempat melekatnya sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Uterus berupa rongga berotot yang mampu mengembang mengikuti perkembangan embrio. Vagina merupakan saluran akhir dari alat kelamin dalam. Vagina juga menjadi alat kopulasi pada wanita, jalan lahir bayi waktu melahirkan, dan saluran tempat keluarnya menstruasi.

3. Pembuahan dan Perkembangan Embrio

Pada umumnya, setiap 28 hari sekali ovarium melepaskan sebuah sel telur. Pelepasan sel telur ini disebut ovulasi. Ketika terjadi ovulasi, dinding uterus mengalami penebalan sehingga menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan zigot. Bila sesaat setelah terjadi ovulasi ada sel sperma yang masuk ke saluran telur, maka akan terjadi pembuahan. 
Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot kemudian membelah menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, dan seterusnya sehingga terbentuk embrio atau janin. Beberapa hari setelah zigot menempel di dinding uterus, akan terbentuk sekumpulan pembuluh-pembuluh darah di dinding uterus yang disebut plasenta. Kebutuhan janin dipenuhi dari plasenta dengan perantaraan tali pusat atau ari-ari.
Fungsi plasenta adalah sebagai pelindung janin dari kuman penyakit dan racun tertentu; sebagai pengatur nutrisi dan oksigen bagi fetus dari ibu; dan sebagai jalan pembuangan sisa metabolisme dari janin ke tubuh ibu. Lama kehamilan pada manusia sekitar 266 hari atau 9 bulan lebih 10 hari. Setelah kehamilan mencapai usia tersebut, tibalah saatnya untuk proses persalinan atau kelahiran bayi.

Jika sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma, lapisan dinding uterus yang telah menebal akan meluruh bersama darah dan dikeluarkan melalui vagina. Peristiwa ini disebut menstruasi. Umum menstruasi akan terjadi setiap 28 hari sekali, walaupun ada wanita yang mendapatkan menstruasi kurang dari 28 hari dan ada pula yang lebih dari 28 hari. Bagi remaja putri, menjaga kebersihan tubuh sangat penting ketika mengalami menstruasi. Darah haid yang keluar harus ditahan dengan pembalut dan dibersihkan agar tidak menimbulkan penyakit.

Seorang remaja wanita yang telah mendapatkan menstruasi menunjukkan bahwa dia telah mampu menghasilkan sel telur. Dengan kata lain, dia telah siap bereproduksi dan melahirkan bayi. Namun demikian, remaja belum mempunyai kesiapan fisik, mental, dan sosial-ekonomi untuk mendapatkan kehamilan. Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dalam bergaul, jangan pernah terjerumus dalam pergaulan seks bebas dan seks pranikah!

4. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia

Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat menyebabkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh karena itu, kamu harus selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak dapat memperoleh keturunan yang sehat. Beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi adalah sebagai berikut.

a. AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil kepada anaknya. Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.

b. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim wanita. Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. 
Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.

c. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat menular melalui hubungan seksual. Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin. 
Namun banyak wanita yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis (pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera mendapatkan pengobatan.