1. Alat Reproduksi Laki-Laki
Alat
reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat
kelamin bagian dalam. Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan
skrotum. Sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis,
epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar
bulbouretral. Penis merupakan alat untuk kopulasi. Sedangkan skrotum
adalah kantung yang berisi dua testis yang menggantung.
Skrotum
dapat naik dan turun untuk menjaga suhu testis selalu optimum untuk
pembentukan sperma. Saat udara dingin, skrotum akan naik lebih dekat ke
tubuh sehingga suhunya tetap hangat. Jika udara panas, skrotum turun dan
menjauhi tubuh, sehingga suhunya tidak terlalu panas.
Testis
adalah tempat pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis
pada manusia berlangsung selama 2 – 3 minggu. Sel sperma yang dihasilkan
testis keluar melalui saluran sperma menuju penis. Di dalam penis
terdapat saluran uretra. Selain sebagai saluran sperma, uretra juga
berfungsi sebagai saluran urin.
Sebelum
dikeluarkan melalui penis, sperma mengalami proses pematangan di
epididimis. Saluran yang menghubungkan epididimis dengan uretra disebut
vas deferens. Selama perjalanan ke uretra, sperma bercampur dengan
cairan dari vesika seminalis dan kelenjar prostat yang disebut dengan
semen.
Kelenjar
prostat menghasilkan cairan yang dapat menetralisir suasana asam dalam
vagina sehingga sperma yang masuk dapat bertahan hidup. Vesika seminalis
menghasilkan bahan makanan bagi sperma pada saat perjalanan menuju sel
telur. Sedangkan kelenjar bulbouretral menghasilkan lendir untuk
mendukung kehidupan sperma.
Pada
usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin
laki-laki telah mampu menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan
mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi basah). Sel sperma manusia
memiliki panjang ±60 μm. Dalam satu tetes semen (air mani) terdapat
kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif
karena mempunyai flagela (ekor).
2. Alat Reproduksi Wanita
Alat
reproduksi wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin
luar. Alat kelamin bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia
mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat
kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus
(rahim).
Ovarium
berjumlah sepasang, merupakan tempat untuk memproduksi sel telur
(ovum). Sel telur manusia mempunyai diameter ±0,1 mm. Sel telur ini
tidak dapat bergerak aktif karena tidak memiliki alat gerak. Tuba
falopii atau oviduk adalah saluran yang menghubungkan ovarium dengan
uterus. Sel telur yang dilepaskan dari ovarium diterima oleh ujung tuba
falopii yang berbentuk corong (disebut infundibulum).
Dari
tuba falopii, sel telur kemudian menuju rahim. Pembuahan sel telur
sering terjadi di tuba falopii ini. Uterus atau rahim adalah tempat
melekatnya sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Uterus berupa
rongga berotot yang mampu mengembang mengikuti perkembangan embrio.
Vagina merupakan saluran akhir dari alat kelamin dalam. Vagina juga
menjadi alat kopulasi pada wanita, jalan lahir bayi waktu melahirkan,
dan saluran tempat keluarnya menstruasi.
3. Pembuahan dan Perkembangan Embrio
Pada
umumnya, setiap 28 hari sekali ovarium melepaskan sebuah sel telur.
Pelepasan sel telur ini disebut ovulasi. Ketika terjadi ovulasi, dinding
uterus mengalami penebalan sehingga menjadi tempat yang baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan zigot. Bila sesaat setelah terjadi ovulasi
ada sel sperma yang masuk ke saluran telur, maka akan terjadi
pembuahan.
Sel
telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot kemudian membelah menjadi
dua sel, empat sel, delapan sel, dan seterusnya sehingga terbentuk
embrio atau janin. Beberapa hari setelah zigot menempel di dinding
uterus, akan terbentuk sekumpulan pembuluh-pembuluh darah di dinding
uterus yang disebut plasenta. Kebutuhan janin dipenuhi dari plasenta
dengan perantaraan tali pusat atau ari-ari.
Fungsi
plasenta adalah sebagai pelindung janin dari kuman penyakit dan racun
tertentu; sebagai pengatur nutrisi dan oksigen bagi fetus dari ibu; dan
sebagai jalan pembuangan sisa metabolisme dari janin ke tubuh ibu. Lama
kehamilan pada manusia sekitar 266 hari atau 9 bulan lebih 10 hari.
Setelah kehamilan mencapai usia tersebut, tibalah saatnya untuk proses
persalinan atau kelahiran bayi.
Jika
sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma, lapisan dinding uterus yang
telah menebal akan meluruh bersama darah dan dikeluarkan melalui vagina.
Peristiwa ini disebut menstruasi. Umum menstruasi akan terjadi setiap
28 hari sekali, walaupun ada wanita yang mendapatkan menstruasi kurang
dari 28 hari dan ada pula yang lebih dari 28 hari. Bagi remaja putri,
menjaga kebersihan tubuh sangat penting ketika mengalami menstruasi.
Darah haid yang keluar harus ditahan dengan pembalut dan dibersihkan
agar tidak menimbulkan penyakit.
Seorang
remaja wanita yang telah mendapatkan menstruasi menunjukkan bahwa dia
telah mampu menghasilkan sel telur. Dengan kata lain, dia telah siap
bereproduksi dan melahirkan bayi. Namun demikian, remaja belum mempunyai
kesiapan fisik, mental, dan sosial-ekonomi untuk mendapatkan kehamilan.
Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dalam bergaul, jangan pernah
terjerumus dalam pergaulan seks bebas dan seks pranikah!
4. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem
reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat
menyebabkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh karena
itu, kamu harus selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi,
sehingga kelak dapat memperoleh keturunan yang sehat. Beberapa gangguan
dan penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi adalah sebagai
berikut.
a. AIDS
AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya
dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS,
jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil kepada anaknya. Tubuh yang
terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh
berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV
awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul
gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan
otot sakit.
b. Sifilis
Penyakit
sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan
disebabkan oleh bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi
melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya
timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim wanita. Bisul
ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Gejala
selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak
menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan,
dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha.
Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi
tingkat lanjut, muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta,
dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat
dihentikan dengan pengobatan.
c. Gonore
Penyakit
gonore disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat
menular melalui hubungan seksual. Gonore menyerang selaput lendir
uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah
terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita
wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin.
Namun
banyak wanita yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit
akan berlanjut sampai terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga
ke testis (pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan
kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang
sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan
jika tidak segera mendapatkan pengobatan.