PROFIL FARMAKOKINETIKA PEMBERIAN OBAT MELALUI INFUS
Pemberian
melalui infus diartikan sebagai pemberian obat secara perlahan-lahan
dengan jangka waktu lama, sehingga didapatkan keseimbangan antara
kecepatan masuknya obat ke sirkulasi sistemik dengan kecepatan eliminasi
obat. Tujuan dari pemberian obat melalui infus terutama adalah agar
didapatkan kadar terapetik yang terpelihara (konstan), yang memang
diperlukan pada keadaan keadaan tertentu. Untuk itu, perlu dibedakan
pemberian obat bersama infus atau pemberian obat secara perlahan-lahan.
Pada saat akan dimulainya pemberian suatu obat secara infus, kadar obat
dalam tubuh adalah nol. Kemudian diberikan infus, maka kadar obat akan
naik, setelah waktu tertentu proses eliminasi akan seimbang dengan
kecepatan masuknya obat, sehingga didapatkan keadaan yang disebut “steady state” atau “plateau”. Steady
state ini dapat dipertahankan, apabila kecepatan infus diatur
sedemikian rupa sehingga seimbang dengan kecepatan eliminasi (lihat
Gambar 5).
Dengan
demikian, secara matematis jumlah obat yang berada dalam tubuh (Ass)
dan kadar obat dalam darah (Css) pada keadaan steady state (=tunak)
dapat diprediksi dengan formula:
Ro
a) Css = ————– atau Ass = Css x Vd
Kel
Ro
b) Css = ————–
CL
Keterangan :
Css adalah kadar obat pada keadaan tunak
Ro adalah kecepatan infus
CL adalah klirens tubuh total
Ass adalah jumlah obat yang berada dalam tubuh pada keadaan tunak.
Waktu untuk mencapai keadaan tunak pada pemberian obat melalui infus.
Berapa
lama waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan tunak? Bila infus
diberikan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan eliminasinya, maka
keadaan tunak akan tercapai dalam waktu 3,3 x T 1/2. Pada keadaan
tertentu, mungkin waktu ini terlalu lama. Untuk itu, pencapaian keadaan
tunak dapat dipercepat dengan pemberian bolus, yaitu
sejumlah dosis obat yang diberikan secara cepat. Pemberian bisa
dilakukan dengan cara mempercepat tetesan infus selama waktu tertentu,
bisa dengan memberikan sejumlah dosis per injeksi intravena (lihat
Gambar 6a, 6b, 6c).
Apabila
kadar obat selama infus dipertahankan supaya tidak berubah, maka
setelah infus dihentikan, kadar obat akan menurun, mengikuti pola
kinetika eliminasi yang dimiliki oleh obat tersebut (lihat Gambar 7
Contoh obat yang dapat diberikan melalui infus.
Contoh
obat yang dapat diberikan melalui infus yaitu metronidazol ( 500 mg
metronidazol dalam 100 ml infus). Metronidazol bekerja sebagai
bakterisid, amubisid dan trikomonasid.
Farmakokinetik
Absorpsi
Setelah
pemberian infus IV selama 1 jam dengan dosis 15 mg/kgBB kemudian
diikuti dengan pemberian infus IV metronidazol Hcl selama 1 jam dengan
dosis 7,5 mg/kgBB setiap 6 jam pada orang dewasa sehat, konsentrasi
puncak metronidazol dalam plasma rata-rata 26 μg/ml dan konsentrasi yang mantap dalam plasma rata-rata 18 μg/ml. Dalam satu studi crossover pada orang dewasa, daerah bawah kurva (AUCs = area under the concentration – time curves)
tidak ada perbedaan secara signifikan pada pemberian dosis metronidazol
tablet 500 mg dengan dosis infus IV tunggal 500 mg metronidazol HCl
yang diberikan selama 20 menit.
Distribusi
Metronidazol
didistribusikan secara luas ke dalam jaringan dan cairan tubuh termasuk
tulang, empedu, air liur, cairan pleural, cairan peritoneal, cairan
vagina, cairan seminal, cairan serebrospinal (CSF = cerebrospinal fluid), dan abses hati dan otak. Distribusi pada pemberian oral maupun pemberian infus IV adalah sama. Konsentrasi
metronidazol dalam cairan serebrospinal dilaporkan sebanyak 43% dari
konsentrasi metronidazol dalam plasma, pada pasien dengan uninflamed meninges serta sebanding atau lebih besar dari konsentrasi metronidazol dalam plasma pada pasien dengan inflamed meninges.
Metronidazol juga didistribusi ke dalam eritrosit. Ada data yang
menduga bahwa volume distribusi metronidazol menurun pada pasien
geriatrik dibandingkan pasien usia muda, hal ini mungkin merupakan
akibat dari menurunnya ambilan metronidazol oleh eritrosit pada pasien
geriatrik. Metronidazol terikat kurang dari 20% pada protein plasma. Metronidazol
melewati plasenta, didistribusikan ke dalam ASI dengan konsentrasi yang
sama dengan konsentrasi metronidazol dalam plasma.
Eliminasi:
Waktu
paruh dalam plasma dari metronidazol dilaporkan 6-8 jam pada orang
dewasa dengan fungsi ginjal dan hepar normal. Suatu studi dengan
menggunakan metronidazol HCl yang dilabel, waktu paruh dari metronidazol
bentuk utuh rata-rata 7,7 jam dan waktu paruh dari radioaktivitas total
rata-rata 11,9 jam. Waktu paruh metronidazol dalam plasma tidak
dipengaruhi oleh perubahan fungsi ginjal, akan tetapi waktu paruh dapat
lebih panjang pada pasien gangguan fungsi hepar. Studi pada orang dewasa
dengan penyakit hepar alkoholik dan gangguan fungsi hepar
memperlihatkan bahwa waktu paruh rata-rata 18,3 jam (kisaran: 10,3-29,5
jam).
Inkompatibilitas obat melalui infus.
Ada obat yang tidak kompatibel dengan kandungan larutan infus. Contoh khas adalah natrium bikarbonat dengan Ringer laktat atau Ringer asetat. Untuk mencegah inkompatibilitas, penting dipikirkan bagaimana obat bisa berinteraksi di dalam atau di luar tubuh. Jika harus mencampur suatu obat, selalu ikuti petunjuk pabrik seperti volume dan jenis diluen yang tepat; mana larutan yang bisa ditambahkan ke pemberian “piggy back”; dan larutan “bilas” apa yang harus digunakan di antara pemberian suatu produk dan produk lain untuk menghindari kejadian-kejadian, seperti pengendapan di dalam selang infus (sebagai Contoh, jangan pernah memberikan fenitoin ke dalam infus jaga yang mengandung dekstrosa, atau jangan campur amphotericin B dengan normal saline). Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah adanya elektrolit (misal. kalium klorida) yang dicampur ke infus kontinyu, misal pada sistem piggyback. Jika ingin mencampur obat dalam spuit untuk pemberian bolus, pastikan obat – obat ini kompatibel di dalam spuit. Selain itu perlu waspada dengan obat yang dikenal memiliki riwayat inkompatibilitas bila berkontak dengan obat lain. Contoh-contoh furosemide (Lasix), phenytoin (Dilantin), heparin, midazolam (Versed), dan diazepam (Valium) bila digunakan dalam campuran IV.
Daftar Pustaka
Anonim, 2008, Kepentingan Pendidikan Farmakologi Klinik dan Terapetika dan Pengertian Farmakologi Klinik, www.farklin.com/images/multirow4008d7d67ef72.pdf, diakses tanggal 18 Maret 2009.
Anonim, 2008, Formulasi steril,
http://formulasisteril.blogspot.com/2008/05/pendahuluan-infus.html, diakses tanggal 18 Maret 2009.
Anonim, 2009, Fladex Infus, http://www.dexa-medica.com/ourproduct/prescriptionproducts/detail.php?id=67&idc=7, diakses tanggal 18 Maret 2009.
Darmawan, I., 2008, Interaksi Obat : Apa Yang Patut Anda Ketahui, http://www.otsuka.co.id/?content=article_detail&id=48=id, diakses tanggal 18 Maret 2009.
Arifianto, 2008, Tata Laksana Pemberian Infus, http://keluargasehat.wordpress.com/2008/03/29/tata-laksana-pemberian-infus/, diakses tanggal 18 Maret 2009
A. Pengertian
Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
B. Tujuan pemasangan infus
Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air,
elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral
Memperbaiki keseimbangan asam basa
Memperbaiki volume komponen-komponen darah
Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
Memonitor tekan Vena Central (CVP)
Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.
C. Indikasi pemasangan infus
Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan
pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena
Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti
furosemid, digoxin)
Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara
terus-menerus melalui Intra vena
Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
Pasien yang mendapatkan tranfusi darah
Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat)
Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya
risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.
Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan
dengan injeksi intramuskuler.
D. Kontraindikasi
Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan
infus.
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (cuci darah).
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang
aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
E. Persiapan Alat
Standar infuse
Set infuse
Cairan sesuai program medic
Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai
Pengalas
Torniket
Kapas alcohol
Plester
Gunting
Kasa steril
Betadin
Sarung tangan
F. Prosedur kerja:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Pemasangan infus | dok. Aristianto
Cuci tangan
Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet
atau akses selang ke botol infuse
Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan
udara selang keluar
Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan
penginfusan
Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi
atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan
gerakan sirkular ( bila sadar )
Gunakan sarung tangan steril
Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian
bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka
tarik keluar bagian dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam
vena
Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan
bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak
keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan
slang infuse
Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang
diberikan
Lakukan fiksasi dengan kasa steril
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
G. Dokumentasi
Pendokumentasian keperawatan harus jelas :
waktu pemasangan
tipe cairan
Tempat insersi (melalui IV)
Kecepatan aliran (tetesan/menit)
Respon klien setelah dilakukan tindakan pemasangan infuse
Referensi :
http://inshifacantik.blogspot.com/2013/03/kdpk-pemasangan-infus.html
http://nersjomblo.blogspot.com/2012/12/video-cara-pemasangan-infus-intravena.html
Read
more:
http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html#ixzz3bd9UyaYZ
Copyright © 2013-2014 ABC Medika | availabel at:http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Thanks for Your visit
Copyright © 2013-2014 ABC Medika | availabel at:http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Thanks for Your visit
Prosedur Pemasangan
Infus
by Aprisal Darwis | 4/05/2014
A. Pengertian
Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
B. Tujuan pemasangan infus
Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air,
elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral
Memperbaiki keseimbangan asam basa
Memperbaiki volume komponen-komponen darah
Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
Memonitor tekan Vena Central (CVP)
Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.
C. Indikasi pemasangan infus
Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan
pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena
Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti
furosemid, digoxin)
Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara
terus-menerus melalui Intra vena
Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
Pasien yang mendapatkan tranfusi darah
Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat)
Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya
risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.
Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan
dengan injeksi intramuskuler.
D. Kontraindikasi
Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan
infus.
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (cuci darah).
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang
aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
E. Persiapan Alat
Standar infuse
Set infuse
Cairan sesuai program medic
Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai
Pengalas
Torniket
Kapas alcohol
Plester
Gunting
Kasa steril
Betadin
Sarung tangan
F. Prosedur kerja:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Pemasangan infus | dok. Aristianto
Cuci tangan
Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet
atau akses selang ke botol infuse
Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan
udara selang keluar
Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan
penginfusan
Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi
atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan
gerakan sirkular ( bila sadar )
Gunakan sarung tangan steril
Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian
bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka
tarik keluar bagian dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam
vena
Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan
bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak
keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan
slang infuse
Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang
diberikan
Lakukan fiksasi dengan kasa steril
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
G. Dokumentasi
Pendokumentasian keperawatan harus jelas :
waktu pemasangan
tipe cairan
Tempat insersi (melalui IV)
Kecepatan aliran (tetesan/menit)
Respon klien setelah dilakukan tindakan pemasangan infuse
Referensi :
http://inshifacantik.blogspot.com/2013/03/kdpk-pemasangan-infus.html
http://nersjomblo.blogspot.com/2012/12/video-cara-pemasangan-infus-intravena.html
Read
more:
http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html#ixzz3bd9B87Gx
Copyright © 2013-2014 ABC Medika | availabel at:http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Thanks for Your visit
Copyright © 2013-2014 ABC Medika | availabel at:http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Thanks for Your visit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar